Amerika
Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan
tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi harga
di dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan luas kepemilikan lahan yang luas,
dikerjakan dengan teknologi pertanian yang hampir separuhnya dilakukan oleh
mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air pun di buat lebih efisien.
Cara AS
memajukan pertanian
Kemajuan
pertanian dengan menerapkan perkembangan teknologi dan inovasi terkini, membuat
Amerika Serikat menjadi negara pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia.
Dukungan pemerintah dan kalangan universitas menjadikan petani di sana makmur.
Amerika
Serikat (AS) merupakan salah satu negara pengekspor hasil pertanian terbesar di
dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas sangat baik, mulai dari
sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, hingga ke tembakau
dan biji-bijian.
Hasil tani
utama para petani AS, antara lain gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan
tembakau. Komoditas ini sebagian besar dieks-por ke sejumlah negara. Indonesia,
antara lain mengimpor kacang kedelai, gandum, kapas, produk olahan susu, dan
pakan ternak. Sungguh sebuah ironi. Ya...., berbagai tanaman ini semestinya
dapat dihasilkan di tanah Indonesia yang subur.
Kalau kita
menoleh sejenak ke belakang, sejarah mencatat bahwa sebelum orang-orang Eropa
datang ke benua Amerika, penduduk asli Amerika, suku Indian telah menanam
jagung. Jadi, umur perkebunan jagung di AS telah ribuan tahun. Nah.. waktu
orang-orang Eropa dari berbagai negara mulai berdatangan, pertanian semakin
meluas di sana.
Teknologi
pertanian AS semakin maju lagi sejak abad ke-19, saat banyak mesin dan
teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi ini sampai ke AS, tetapi tidak
membuat mereka meninggalkan pertanian. Justru pertanian di sana semakin
berkembang. Mesin dan teknologi yang ditemukan itu juga digunakan untuk
meningkatkan hasil dan mutu pertanian.
Seperti
penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, agar hasil buahnya lebih bagus
dari tanaman induknya. Ilmu pertanahan berguna untuk mengelola tanah pertanian
dan mengatur sistem irigasinya. Kemajuan teknologi membuat pertanian semakin
maju. Buktinya, lahan pertanian pun makin luas. Kebanyakan lahan pertanian
di AS ditanami, antara lain jagung dan gandum. Tanah pertanian utama digunakan
untuk menghasilkan makanan serat-seratan.
Bahkan
komoditas yang dulunya tidak ada di sana, sekarang ini sudah banyak juga. Salah
satunya adalah kedelai, yang baru diperkenalkan di AS pada tahun 1950-an, kini
menjadi salah satu pengekspor kedelai terbanyak. Dan, salah satu importir
kedelai dari AS adalah Indonesia.
“If you want
the present to be different from the past, study the past.” (Baruch Spinoza,
Dutch Philosopher)
Sesuai
dengan kutipan diatas, Belanda telah membuktikan menjadi negara yang berbeda
dari negara-negara lain di dunia dengan terus belajar dan belajar. Belanda
tampil menjadi negara yang kuat dan sering masuk dalam jajaran negara-negara
terbaik di dunia di berbagai aspek. Belanda adalah negara pengekspor produk
pertanian terbesar kedua setelah USA dan negara pengekspor sayur serta bunga
terbesar ketiga di dunia. Belanda memasok seperempat dari sayuran yang diekspor
Eropa. Meskipun Belanda tergolong negara maju namun sektor agribisnis menjadi
salah satu sektor utama dan pendorong kemajuan ekonomi Belanda.
“Inovasi
tiada henti dan kreativitas tanpa batas”
Kedua hal
tersebut yang membawa negara Belanda selalu menjadi yang terbaik. Kemajuan
sektor pertanian Belanda tidak hanya berfokus pada optimalisasi keuntungan
namun juga sangat memperhatikan keberlanjutan dan keramahan lingkungan.
Pemerintah Belanda membentuk Mentri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi yang
difungsikan untuk membawa Belanda menjadi negara yang memadukan inovasi di
dalam pertanian untuk mencapai ekonomi negara yang kuat dengan mengutamakan
keberlanjutan lingkungan hidup.
“Agriculture
is our wisest pursuit, because it will in the end contribute most to real
wealth, good morals, and happiness.”
(Letter from Thomas Jefferson to George Washington (1787))
(Letter from Thomas Jefferson to George Washington (1787))
Pada tahun
2010, di Belanda terdapat 10.000 Ha greenhouse dan separuhnya digunakan untuk
menanam sayuran. Tomat, paprika dan mentimun merupakan hasil utama dari
greenhouse ini. Greenhouse di Belanda dilengkapi teknologi yang canggih dan
mengefisienkan waktu kerja.
Contohnya,
greenhouse yang memproduksi honing tomaten sejenis tomat ceri dengan warna
merah cerah, tekstur daging buah yang renyah dan cita rasa manis seperti madu.
Greenhouse
honing tomaten ini bisa dikatakan unik karena melibatkan lebah madu sebagai
predator alami dan membantu dalam penyerbukan bunga tomat. Penggunaan lampu
ultraviolet pada musim salju menggantikan paparan sinar matahari agar tanaman
tetap dapat berfotosintesis sehingga kegiatan produksi tomat tidak terhenti.
Desain
kreatif pada kemasan makin mempercantik dan memberi kesan eksklusif tomat-tomat
ini. Pemikiran kreatif yang membuat tomat tidak dipandang hanya sebagai sayur
atau buah saja, namun mampu memberi kesan yang indah, eksklusif bahkan menarik
untuk dijadikan cenderamata. Berikut kemasan honing tomaten yang begitu menarik
dan telah mengisi rak-rak supermarket di Eropa.
Belanda
adalah contoh menjadi negeri agraris yang produktif, inovatif, kreatif,
berskala dunia namun tetap menomorsatukan konsep ramah lingkungan, penggunaan
teknologi berkelanjutan, efisiensi energi dan berorientasi pada kepuasan
konsumen. Indonesia bisa belajar dari Negri Belanda, untuk menjadi negara
agraris yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar